Friday, August 28, 2009

Akankah terulang?

Baru-baru ini saya baca beberapa artikel di Majalah Tempo mengenai Tommy Suharto. Selesai baca artikel-artikel tersebut langsung rasanya saya ingin menulis di blog ini, karena betapa memalukannya berita yang saya baca.

Kemenangan Tommy di pengadilan Guernsey serta beberapa kasus lainnya dan pencalonan dirinya sebagai calon ketua golkar bagi saya merupakan gambaran semua hal yang menggerogoti tatanan kebangsaan kita. Yaitu : Korupsi, Politik Mafia, Kronisme, dan Penguasa yang sewenang-wenang.

Bagaimana tidak, pemerintah telah sanggup menjebloskan yang bersangkutan ke bui melalui berbagai tuntutan korupsi dan tindak pidana lainnya. Lalu sekarang dia bebas cepat dan satu persatu kembali merekonstruksi imperialsme yang ia dan kroni-kroni suharto lainnya yang mereka bangun dengan jerih payah rakyat kita. Bagaimana bisa pemerintah kita, yang notabene nya memiliki akses hukum luarbiasa, bisa kalah dari seorang narapidana di pengadilan perdata di Inggris? Tanyalah kemana uang-uang yang akan dicairkan itu akan tertuju.

Setelah bebas, uang kembali, lantas mencalonkan diri menjadi Ketua Partai Golkar. Tentunya sebagai warga yang menjunjung tinggi asas demokrasi kita harus menghormati siapa pun yang ingin mencalonkan diri di panggung politik. Tapi ingat, kita yang memilih, dan menentukan masa depan bangsa, jadi haruslah senantiasa cermat dalam menentukan pilihan. Saya kutip dari Tempo, ketika ditanya mengapa mencalonkan diri menjadi ketua golkar, Tommy menjawab, "Sekarang adalah saat yang tepat bagi saya untuk kembali ke politik, selain bisins." Garis bawahi dua kata kunci dari kalimat tersebut : Saat yang tepat dan bisnis. "Saat yang tepat" adalah jawaban para oportunis, yang memanfaatkan kondisi yang ada untuk meraih kekuasaan. Seorang negarawan tulen tak memerlukan saat yang tepat untuk senantiasa memecahkan problema-problema bangsa. Tambahkan elemen bisnis kedalamnya, maka jadilah hibrida oportunisme politik dan bisnis bak sepuluh tahun terakhir pemerintahan Soeharto.

Bangsa kita sudah saatnya cermat dalam menentukan pilihan. Bukanlah lambang, nama keluarga, militer atau bukan, atau bahkan kaos gratis dan amplop yang menjadi penentu masa depan bangsa. Kita butuh pemimpin yang punya misi jelas, memiliki kapabilitas, dan memiliki sumbangsih dalam memajukan bangsa.

Mudah-mudahan bangsa kita berfikir panjang dan tak bermemori pendek. Amin.

1 comment:

  1. setuju win..! butuh pemimpin berkapabilitas dan berani membuat terobosan2..

    yang terpenting kita butuh pemimpin yang merupakan seorang pemimpi.. :)

    ijin ngelink yah win.. kl smpt main2 ke blog gw jg key,,

    salam,
    virgi

    virgiagitasari.wordpress.com

    ReplyDelete